Welcome!

This blog is dedicated for our cycling community and mtb lovers where ever you are. Rembrandt is a small piece of Citra Raya residence, about 40km far from Jakarta. Locate in Tangerang, Banten province.

Wednesday, February 13, 2008

Tips Merawat Sepeda

by : asbindro

Merawat sepeda merupakan kegiatan yang tidak boleh ditinggalkan seusai genjot. Merawat sepeda ini merupakan kewajiban bagi penikmat sepeda yang bertujuan agar tunggangan menjadi awet dan siap untuk trek berikutnya.

Anda tidak perlu menjadi teknisi handal untuk bisa melakukan perawatan rutin, tidak perlu juga invest peralatan mekanik secara khusus. Yang perlu anda punyai adalah kemauan untuk meluangkan waktu merawat sepeda.

Setelah anda memiliki kemauan dan waktu, berikutnya adalah siapkan kunci allen satu set, pembuka rantai, kuas cat kecil, sikat gigi bekas, sikat lantai kamar mandi, degreaser, dan lubricant. Semua peralatan ini dapat anda beli toko sepeda langganan anda, kecuali sikat gigi bekas dan sikat lantai, tentu saja.

Pertama, cuci bersih sepeda dengan cara menggunakan air dari selang dengan tekanan sedang. Jangan pernah mencuci sepeda sekotor apapun dengan menggunakan air bertekanan tinggi (steam). Air bertekanan tinggi akan membuat air masuk ke sela - sela komponen dan tidak dapat dikeluarkan dengan mudah. Selain itu penggunaan steam akan membuat grease lepas dari perlekatan dengan komponen misal bearing, peluru besi (gotri) yang seharusnya dilindungi.

Pakailah sabun atau paling bagus shampoo cuci mobil/motor. Gunakan sikat lantai untuk merontokkan dan membersihkan ban dari lumpur kering dan kotoran lain. Ingat sikat yang
terlalu kaku bisa melukai permukaan ban dan bahkan meninggalkan bekas parut. Pergunakan sikat gigi bekas untuk membersihkan bagian - bagian yang sulit dijangkau seperti tube seputar front derailleur, bagian dalam cassete, dan lain - lainnya. Bersihkan cassete dan rantai dengan kuas sambil disemprot dengan air dari selang.

Segera keringkan frame sepeda dengan kain khusus penyerap air. Coba miringkan sepeda ke kiri dan kanan untuk membuang air yang terperangkap masuk. Tidak lupa berdirikan sepeda dengan roda belakang beberapa saat untuk mengalirkan air yang tersisa. Beberapa pabrikan sepeda membuat lubang buangan air di beberapa bagian frame untuk memudahkan air mengalir keluar. Silakan dilihat dan dicermati bagian mana saja itu. Biasanya di chainstay bagian dalam dekat dengan free hub, kemudian bottom bracket bagian bawah. Untuk pemakai hollowtech II, pastikan tidak ada air yang tertinggal di dalam as bottom bracket tsb.

Langkah selanjutnya, lepaskan rantai dengan bantuan alat pembuka rantai. Semprot dengan degreaser. Jangan gunakan WD-40 kecuali memang kondisi rantai anda telah benar-benar parah, misal karatan. Gantung rantai dan biarkan beberapa saat sampai seluruh sisa kotoran yang menempel luruh. Jangan semprotkan degreaser selama rantai masih terpasang. Ini berisiko cairan masuk ke as bb atau freehub dan melarutkan grease yang terpasang.

Jangan pernah gunakan minyak tanah untuk membersihkan rantai, cassete dan crankset. Selain minyak tanah semakin jarang didapatkan juga berisiko membuat beberapa bagian komponen khususnya yang terbuat dari karet serta plastik elastis akan mengeras dan bahkan bisa kehilangan fungsinya.

Tunggu sampai rantai benar - benar kering dan bersih. Setelah itu lumasi dengan lubricant khusus rantai. Biasanya ada dua tipe, kering dan basah. Pergunakant tipe basah saat sepeda sering dipergunakan di trek basah. Begitu sebaliknya. Setelah itu pasang kembali rantai ke tempatnya.

Berikan lubricant di daerah derailleur baik depan dan belakang. Cobalah mainkan shifter dan pastikan keduanya berjalan dengan sempurna. Terkadang anda harus melakukan fine tuning setelah sepeda dipergunakan di medan yang berat.

Selagi menunggu rantai kering, anda dapat merawat frame dengan memberikan zat pelapis frame. Polisher ini ada yang dilengkapi dengan teflon untuk melindungi frame dari cacat akibat benturan benda keras seperti kerikil. Setidaknya itu yang tertulis di dalam label kalengnya. Seberapa efektifkan? Harus diteliti terlebih dahulu.

Lakukan pengecekan beberapa bagian komponen dengan alat/kunci yang sesuai. Hampir semua sepeda keluaran baru menggunakan allen key. Cek stem, headset, handlebars, rd, fd, dan semua bagian mekanis. Pastikan semuanya telah terpasang dengan baik dan tidak kendor.

Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk melakukan itu semua? Tergantung kepada seberapa teliti dan sabar anda. Setidaknya akan menghabiskan 2 jam di luar waktu pengeringan rantai. Beberapa goeser bahkan membiarkan rantai kering selama 24 jam sebelum diberikan lubricant dan dipasang kembali. Itu sih terserah kepada anda semua.

Monday, February 4, 2008

Indosiar Fun Bike 2008

Gerimis seperti enggan untuk berhenti. Langit jabodetabek rasanya masih suram dan murung. Namun pagi itu suasana seputar Monas nampak sangat berbeda sekali. Meriah dan hiruk pikuk membuka Minggu pagi oleh ribuan peserta sepeda ria (fun bike) Indosiar yang ke-13. Luar biasa sekali! Antusiasme peserta mengalahkan cuaca gerimis dan dingin.

Sejatinya acara ini akan dilaksanakan tanggal 27 Januari silam, namun entah mengapa panitia memutuskan untuk memundurkannya menjadi 3 Februari. Seperti yang telah kami posting di sini. Tapi diakui pengunduran jadwal ini rasanya menjadi lebih tepat. Karena calon peserta yang masih kebingungan mencari informasi akhirnya bisa turut serta meramaikan perhelatan tahunan tivi swasta tersebut.

RCC menerjunkan 13 anggota tetap dan 2 anggota baru. Menggunakan 5 minibus dan satu pickup, rombongan berangkat dari markas jam 5.30. Terlambat 30 menit dari rencana akibat beberapa member pulas tertidur dan malas bangun (termasuk penulis). Hujan gerimis menemani sepanjang perjalanan kami dari Tangerang menuju Monas.

Sesampai di Monas, surprise! Panitia rupanya tidak mau molor dari jadwal. Meskipun sangat banyak peserta tampak terlambat datang, termasuk kami, panitia tetap memberangkatkan peserta sesuai jadwal. Ribuan peseda dari berbagai penjuru Jabodetabek segera memenuhi badan jalan MH Thamrin dan Sudirman.

Setelah un-loading sepeda dan merakit kembali, tim RCC segera mengejar untuk bergabung dengan rombongan yang telah diberangkatkan. Tim yang dilengkapi dengan 4 perangkat Handheld Transciever (HT) terbagi menjadi leader, tim inti, dan sweeper.

Gerimis tetap setia menemani setiap ayunan pedal kami sepanjang separuh perjalanan dari Monas - Thamrin - Sudirman - Ratu Plasa - Sudirman - Thamrin - Monas. Lucunya, karena peserta dan panjang rute tidak seimbang, saat kami sampai di Sudirman, tampak peserta lain telah memasuki Thamrin menuju garis Finish di Monas.

Suasana Thamrin - Sudirman sangat meriah. Kegiatan fun bike ini ternyata bersamaan dengan kegiatan jalan sehat yang diselenggarakan oleh sebuah bank di bilangan Sudirman. Alhasil, jalan Sudirman, tepatnya di Setiabudi sampai Ratu Plasa macet luar biasa, penuh oleh pejalan kaki dan pesepeda. Beberapa kejadian tabrakan, baik antar pesepeda ataupun pesepeda dengan pejalan kaki menambah ramainya suasana.

Kami sempat berhenti di bundaran HI untuk berfoto, memenuhi hasrat narsis kami. Sayang sekali karena kondisi yang tidak memungkinkan, tim RCC tidak sepenuhnya bisa berkumpul untuk berfoto. Tim leader (Scott-01 dan 02, Marin-01, serta XtC) telanjur berada di depan garis finish.

Kekacauan nampak terjadi pada saat penukaran kupon peserta dengan snack dari panitia. Meskipun panitia tampak telah belajar dari pengalaman tahun lalu dengan menempatkan lebih dari satu titik distribusi, suasana hangat tetap terjadi. Banyak peserta yang harus menunggu lama dan berdesak - desakan di depan tenda distribusi. Hal ini diperparah oleh keterlambatan pasokan snack dari panitia. Sempat terjadi idle time saat panitia dan peserta menunggu pasokan datang dengan harap - harap cemas.

Setelah berkumpul, kami segera loading sepeda ke kendaraan. Jam 8.00 kami berangkat dari parkiran IRTI menuju meeting point selanjutnya, wisata kuliner dengan dipimpin oleh chieh de kampoeng, Hendra Budiman. Rupanya hasrat untuk mengisi perut dengan makanan "sebenar - benarnya" mengalahkan hasrat kami untuk menunggu jatah pembagian snack panitia. Alhasil tidak semua anggota mendapatkan jatah snack panitia.

Rombongan berhenti di bilangan Roxi Mas, tempat makan terkenal dengan otak - otak dan kelapa muda. Dan warung yang semula kosong penuh diisi oleh manusia - manusia RCC yang berada dalam kondisi buas karena kelaparan. Suasana riuh rendah oleh gelak tawa.

Namun suasana riuh rendah seperti tercekat sejenak tatkala kami terima billing. Akibat godaan rasa lapar, kami tidak memperhitungkan lagi berapa jumlah makanan yang telanjur masuk mulut. Alhasil, pagi itu kami harus rela merogoh kocek tidak kurang dari sejuta rupiah untuk sebuah makan pagi. Rasanya ini adalah makan pagi termahal yang kami alami selama ini. Namun dasar RCC, kami pun menanggapinya dengan penuh rasa humor.

Saat datang ke warung kami tidak punya otak (otak). Saat pulang kami telah penuh dengan otak (otak). Hehehe...

Thursday, January 31, 2008

MTB XC tour at Cibodas Bandung

RCC, ini hasil copy-paste dari sepedaku.

Buat rekan2 yg belum punya Rencana goes di long weekend minggu depan mari joint dengan kita "Indonesian Biking Adventure" akan mengadakan XC tour di seputaran Cibodas-Cikawali-Ciater dengan kondisi trek yg menantang dan view nya yg aduhai . Info singkat acara sbb:
Berangkat hari Jumat 8 februari jam 3sore trus menginap semalem di cibodas sambil mengikuti Coaching Clinic dari Pelatih kita Mister Djati dgn materi Coaching "cara menghadapi tanjakan dan turunan" . Paginya sabtu 9 februari kita start touring dgn rute Cibodas-Cikawali-Ciater finish di perkirakan sekitar jam 3sore dan sekitar jam 5sore kita dah meluncur kembali ke Jakarta.
**** Biaya Rp300.000/ orang sudah termasuk transport bus PP jakarta -bandung dan truk pengangkut sepeda ,fasilitas bermalam di cibodas (tenda & villa), Makan 3x dan snack 2x serta supply selama touring ,info lanjut bisa call Yano 02199531932

sepeda ria indosiar 13

Tidak seperti sebelumnya, sepeda ria (funbike) Indosiar sebagai salah satu acara perayaan ulang tahun tv swasta ini sepi pemberitaan. Tahun lalu tercatat 8000 peserta berkumpul di parkir timur Senayan. Semuanya antusias untuk mengikuti trek onroad sejauh 27.3km.

Banyak genjoter mencari informasi kapan acara ini akan digelar. Pertama kali diumumkan tanggal 27 Januari 08, namun belakangan diundur menjadi tanggal 3 Februari 08. Informasinya pun seperti telat dan sangat lambat beredar. Para penggila sepeda banyak yang nyasar ke blog asbindro ketika mencari informasi sepeda ria ini. Yang lebih aneh adalah website Indosiar tidak menampilkan sepotong informasi pun mengenai hal ini.

Namun semoga saja pelaksanaan kegiatan tahunan ini tidak lantas menjadi lebih buruk dibandingkan tahun lalu. Kita tunggu dan saksikan bersama.

Ayo siap - siap berangkat!

Wednesday, January 30, 2008

Trek Solear (new route)

Minggu lalu waktu sepedahan berempat sama Ical, Akin dan Odel kita langsung me arrange trek buat minggu ini (26 Januari 2008), usul punya usul Odel menawarkan Trek Solear dengan jalur kampung, tanpa banyak cincong kita bertiga mengangguk setuju.

Sebelum masuk tanggal 26, ada tawaran yang lebih menantang sebenernya, temen2 di technikal dulu ngajak jajal trek legendaris Rindu Alam, sempet tergoda sich tapi setelah mempertimbangkan dengan padatnya acara weekend ini maka pilihan jatuh ke Trek Solear!

Sebelum konfirmasi trek solear, ada berita kalo tim "koncolawas" mo bertandang ke RCC, setelah koordinasi sana sini akhirnya sepakat kalo tim "koncolawas" akan diikutsertakan ke trek solear..

Tepat dihari H semua berkumpul di depan rumah mang RT (salah satu sesepuh RCC), secara bergelombang semua peserta berdatangan, dan ternyata jumlahnya cukup banyak: 22 orang!! wow lumayan banyak kalo dilihat dari animo RCCers sekarang2 ini.
Budi sang PIC yang sudah standby jam 06.00 sudah siap dgn kostum khasnya: sendal gunung...
setelah semua peserta kumpul (+/-) 07.30 kita berangkat..tentunya ritual berdoa ga boleh ketinggalan sekedar memohon agar perjalanan kali ini baik2 saja...

Odel yang di daulat sebagai leader segera mengayuh sepedahnya keluar gerbang Kampoeng Rembrandt, setelah bertanya kanan apa kiri akhir kita sepakat ambil jalur kiri melewati kampung Tarisi menyisir jalan tanah menuju "icon" trek RCC yaitu Danau....seperti biasa jalan yang dilalui banyakan offroad dan jalan kampung, setelah memasuki danau banyak temen2 "koncolawas" yang takjub (takjub heran apa krn mereka orang kota?)....ambil foto sebentar langsung melanjutkan perjalanan menyisiri punggungan danau yang jalannya lebih mirip makadam... masuk turun kebawah melewati jembatan bambu di kampung kadu...hmmmm kali ini para bidadari kampung kadu ga ada yang mandi..kosong, sedikit kecewa sech tapi yaaa nasiblah buat temen2 "koncolawas" yang mengharapkan KM1 ini terhibur dengan kemben2 dipinggir kali...
setelah jembatan gantung kita langsung naek ke tanjakan yang biasanya hanya kita buat turun aja, baru kali ini tanjakan ini kita lalui, tapi ternyata ga terlalu berat yang dibayangkan hanya saja permukaan tanah yang licin membuat Maxxis Medussa ga gigit dan lebih sering kepater tuh ban, jadi dech genjot sambil diri...
melewati jalur turun akhirnya sampai di jalur onroad, krn berbagai pertimbangan akhir kita onroad sampai tigaraksa.
Lewat perumahan tigaraksa nongol2 di turun bowl onroad dan setelah ketemu pertigaan kita ambil kanan, nah disinilah petualangan baru dimulai.

Ga jauh setelah belok kanan odel langsung bantir stang kekiri masuk gang kecil, tapi perjalanan terhenti krn ada 2 personel "koncolawas" yang udah mulai lowbat dan sepedahnya yang memang ga support, jadilah budi kembali ke profesi awal : "tukang bengkel".... kutak-kutik sebentar perjalan dilanjutkan masuk kampung jalan makadam, ga lama 2 personal "koncolawas" nyerah dan minta di evakuasi oleh Kendro (ada hikmahnya Kendro ga ikut), setelah kol2an ma Kendro akhir doi bersedia meng"evakuasi" korban kelelahan ini (ternyata doi minta ditemenin mang RT), dgn sangat menyesal rombongan meninggalkan 2 korban ini dipinggir jalan dgn bekal no telp Kendro dan titik koordinat terakhir....

Ga lama melahap jalur makadam kita langsung di banting ke areal persawahan yang ternyata hanya short cut menuju cisoka yang menembus ke perumahan (ga tau nama perumahannya) setelah itu memotong onroad kita masuk trek offroad lagi kali ini single trek yang di akhiri dgn turunan yang langsung dibayar kontan sama tanjakan....fpuih...keren banget nech jalur...masuk lagi jalur kampung yang semuanya offroad ga lama kita dihadapakn dgn trek yang cukup menantang, dgn trek yang berliku2 dan melewati jembatan kecil kita diakhir trek di suguhin tanjakan yang berbatu...yaaa bisa di tebak dah siapa yang berhasil melahap nech tanjakan....
setelaha melawati tanjakan yang paling extrem sepanjang trek pergi akhirnya kita masuk onroad lagi menuju perumahan Kiranti, dimana didepan perumahan itu jalan menuju solear, tapi lagi2 kita di hibur oleh tanjakan yang cukup menguras tenaga, maklum udeh seneng2 turunan eh kontan dibales tanjakan!
mendekati solear kita diarahin ke kiri "banyak variasinya lewat sini" teriak odel! terpaksa semua peserta yang sebagian besar blom tau trek ini nurut ma teriakan Odel, cuma sekitar 1/2 kilo kita goes langsung ketemu ma bendungan Ranca Sumur Cidurian, sekilas biasa aja kaya bendungan yg lainnya, tapi ternyata kita disuguhin atraksi "akamsi" (anak kampung situ) yang loncat dari ketinggian 20 mtr menuju dasar bendungan dan hebatnya lagi sebelum mereka terjun mereka harus Scrambling di dinding batu bendungan menuju atas setinggi 20 mtr juga! Salut atas keberanian mereka yang terbentuk oleh alam (saya bertanya dalam hati: beranikan anak2 saya melakukan yg seperti mereka lakukan?).




















Setelah ambil foto sebentar kita melanjutkan perjalanan menyusuri sungai melawan arus. Sekitar 1 km goes akhirnya sampai di gerbang Solear, sebagian besar langsung menuju warung yang ada di mulut gerbang untuk menyantap nasi uduk, sayang ga semuanya kebagian karena memang stok nya terbatas, terpaksa yang lain gigit jari!

Memasuki Solear melewati jalur makadam dan masuk jalanan conblock akhir nya kita sampai di makam yang banyak dihuni Monyet liar, menurut cerita orang2 disekitar makam, ini adalah makam Syekh Masmasan, dan siapa Syekh tersebut? mereka menjawab:"tidak tau, orang buyut saya aja ga tau apalagi saya!" sebuah jawaban yang ringan dan tak berarti, akhirnya dengan sedikit kecewa dan penuh was-was akhirnya saya meninggalkan org tsb (was-was krn monyet2 sedang lapar)....

Cape ngasih makan monyet yang ga pernah kenyang dan foto2 akhirnya kita jalan menuju pulang, menyisiri pinggir sungai sejauh 2 km akhir kita menemukan jalur onroad menuju pasar perempatan pasar cisoka, sampai perempatan pasar cisoka rombongan di hadang hujan yang datang secara tiba2, terpaksa ambil posisi meneduh di warung pinggir jalan sambil menunggu rekan2 yang lain. Perjalanan kali ini hampir 90% onroad dan satu handicap yang cukup melelahkan memasuki kota tigaraksa ada tanjakan yang cukup landai dan panjang, disini lah ujian sesungguhnya jika ke solear lewat onroad.
setelah melewati jalur2 konvesional akhirnya kita sampai di puesar, lewat belakang perumahan citra akhirnya kita sampai juga di depan City Market dan menuju ke Kampoeng Rembrandt yang tercinta.

Dan ga disangka di akhir perjalanan kali ini kita di suguhin Durian oleh Mang RT....hmmm sebuah finishing yang mantab....

Ga lama ghossan dan syafiq memanggil untuk ngajak pergi (memang sebelumnya saya janji dengan mereka untuk ajak pergi), akhirnya saya meninggalkan semua untuk melaksanakan tugas "ternak teri"....

erwan tutu
masihhusar

Thursday, January 24, 2008

Car Free Day

Dear RCC,
Event Hari Bebas Kendaraan Bermotor - HBKB (Car Free Day-CFD) sbb :
Hari/Tanggal : Minggu, 27 Januari 2008
Waktu : Pk. 06.00 - 14.00
Lokasi : Sepanjang Jl. Jend Sudirman dan Jl. M.H. Thamrin hingga Monas
Acara : pusatkan di Bunderan HI, antara lain pertandingan Futsal.

Jadi bagi siapapun yang ingin menikmati bebasnya bersepeda di jalur cepat Sudirman-Thamrin, sila datang pada rentang waktu tersebut.

Ayo sambil wisata keluarga. Denger2 di monas juga ada acara pemecahan rekor MURI dari karyawan BI. Jadi pastinya hari Minggu itu akan sangat ramai.

MTB Event, JPG

Dear RCC'er,
nih ada event besar di JPG pada Minggu 17 Februari. Ayo siap-siap! Rasanya kita musti rame - rame datang nih. Go go go RCC!

Friday, January 18, 2008

Apa dan bagaimana kerja Shifter

by : dendhi

Menggunakan transmisi pada sepeda gunung adalah pekerjaan ribet (reseh) bagi para pemula. Tapi kadang-kadang para pembalap pro pun masih mengalami atau merasakan hal ini ketika mereka sedang beraksi diarena balap, mereka kadang-kadang juga melakukan kesalahan yang tak disengaja dengan tuas pemindahnya (shifter levers).

Pada saat ini didapati 24 atau 27 kecepatan yang terpasang pada setiap sepeda gunung. Bagi pemula ini pastinya sangat membingungkan dengan kombinasi kecepatan sebanyak itu, dan akan timbul pertanyaan untuk apa dan bagaimana saya harus menggunakannya? Alasannya adalah, otot besar (pada kaki) kita akan dapat berkerja dengan efisien bila kita gunakan pada ritme kira-kira satu putaran perdetik. Ritme ini adalah waktu yang cukup untuk digunakan oleh sel-sel otot kita dalam bereaksi (meregang mengeluarkan tenaga) dan akan disegarkan kembali oleh carbohydrate, oxigen dan mineral didalam tubuh kita untuk digunakan pada putaran berikutnya. Jadi dengan menggenjot sekitar 1 sampai 1,5 putaran perdetik, kita akan mempunya tenaga yang cukup untuk waktu yang lama.

Apa bila dalam bersepeda kita menggunakan kombinasi gir yang menuntut kita harus bernafas lebih kuat dari keadaan normal, tetapi dilakukan dengan “ritme-ampuh” tersebut (1~1,5 putaran per detik), berarti kita akan mampu bersepeda gunung sejauh-jauhnya selama cadangan energi dalam tubuh kita masih ada. Jadi rahasianya terletak pada pemilihan kombinasi gir yang tepat, tetapi pertama-tama pelajari dulu tentang derailleur (bahasa indonnya belum nemu).

DERAILLEUR
Ada tiga gir (sprocket) melekat pada gagang pedal (crank) yang kita genjot. Yang ukurannya paling kecil terletak disebelah dalam, yang ukurannya sedang ditengah-tengah sedang yang paling besar disebelah luar, dan dikenal dengan sebutan “chainrings”. Pilihlah salah satu dari ketiga chainrings tersebut untuk dapat mengantisipasi keadaan lintasan yang kita hadapi. Sebagai contoh: apabila menghadapi bukit atau tanjakan yang cukup tinggi, pilih gir terkecil dari ketiga gir tersebut untuk mendapatkan genjotan yang ringan, dan sebaliknya apabila lintasannya datar atau turunan pilih gir yang terbesar dari ketiga gir itu untuk meng antisipasi agar genjotan kita tidak terlalu rigan atau cepat.

Pengaturan chainrings ini dikendalikan oleh shifter yang berada disebelah kiri stang sepeda kita. Perlu diingat pengunaan chainrings hanya digunakan untuk pilihan pada kecepatan atau lintasan dengan tingkat kesulitan yang berbeda, sedang untuk mengatur ritme kecepatan dan untuk menambah kecepatan pada sepeda dilakukan oleh gir yang melekat pada roda belakang sepeda kita.

Dapat diambil sebagai rumus dasar penggunaan chainring ialah: gunakan chainring yang ditengah untuk melaju dilintasan tanah berbatuan (offroad), chairing yang terbesar digunakan untuk melaju dijalan raya atau turunan (onroad or downhill), sedang chainring yang kecil digunakan untuk melaju ditanjakan (uphill) panjang atau bisa juga apabila kita ingin genjot dengan ritme orang jogging untuk waktu yang lama.

Terdapat delapan atau sembilan sprocket ukuran kecil pada hub roda belakang sepeda kita dengan sebutan “cogs”. Bila kita menggunakan cog yang terbesar kita mendapatkan putaran yang sedikit (perlahan) dan genjotan akan terasa ringan, begitu pula berlaku sebaliknya.Gir rendah (nilai pebandingan gir depan dan gir belakang) adalah cog terbesar sedang gir tinggi adalah cog terkecil. Perbandingan ukuran masing-masing cog tidak telalu besar, jadi perubahan beban genjotan tidak terlalu terasa, gunakan shifter yang berada di sebelah kanan stang sepeda untuk menjaga atau mendapatkan kecepatan dalam “ritme-ampuh”.

Apabila lintasan yang sedang kita lalui membuat genjotan kita agak berat ubahlah ke gir rendah (keukuran yang besaran disebelahnya). Apbila lintasan yang sedang kita lalui berubah kembali dan genjotanya terasa entengan ubahlah ke gir tinggi (keukuran yang kecilan disebelahnya) ini untuk menjaga kesetabilan kecepatan sepeda kita. Makin mahir kita mengendalikan kecepatan genjotan dengan menggunakan kombinasi gir yang tepat, kita pasti akan lebih mudah melakukan genjotan disegala macam lintasan, terutama pada tanjakan.

Jadi apa yang telah kita pelajari? Gunakan shifter yang disebelah kiri untuk memilih atau mendapatkan chainring yang tepat pada lintasan-lintasan yang sangat sepesifik (uphil, offroad, onroad) dan gunakan shifter yang berada disebelah kanan (rear cog atau gir belakang) untuk menambah kecepatan dan mengatur rpm tetap konstan pada lintasan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Kapan kita harus pindah ke chairing berikutnya? Apabila kita telah mencapai rear cog terakir (rendah atau tinggi) maka kita harus memilih chainring yang tepat untuk menambah atau mengurangi kemampuan gir kita, setelah itu sesuaikan lagi kemampuan genjotkita pada rear cog.

PELAJARI SEBELUM TERSESAT
Ada dua jenis sistem shifter dipasaran: twist shifter (pemindah puntir) dan trigger shifter (pemindah tarik/tekan) kedua jenis shifter tersebut sama-sama mengeluarkan bunyi klik setiap kali melakukan pemindahan gir.Tetapi pemindahan yang sebenarnya adalah dilakukan oleh sebuah peralatan mekanik yang disebut derailleur yang cara berkerjanya memindahkan rantai sepeda dari sprocket satu ke sprocket disebelahnya. Sangat tidak mungkin melakukan pemindahan apabila rantai dalam keadaan diam (pedal tidak berputar), dan sangat membantu sekali apa bila anda mau melakukan sedikit putaran pada pedal dalam melakukan pemindahan rantai pada gir tujuan.

Twist shifter saat ini banyak dijumpai dipasaran dengan harga berfariasi dari yang untuk dipakai bagi pemula sampai untuk yang digunakan oleh para pmbalap pro. Dengan memutar shifter yang berada disebelah kanan stang sepeda kebelakang, berarti anda memilih cog rendah (ke ukuran gir yang lebih besar disebelahnya). Dengan memutar shifter yang berada disebelah sebelah kiri kebelakang, berarti anda memilih chainring tinngi (ke ukuran gir yang lebih besar disebelahnya).

Trigger shifter (tarik / tekan) lebih umum dan banyak disukai oleh kebanyakan para pembalap sepeda gunung. Dikedua sisi handle bar terdapat sepasang tuas, satu untuk jari jempol dan satulagi untuk jari telunjuk. Pada shifter di sisi kanan handlebar, apabila anda mendorong jari jempol berarti berpindah ke gir rendah, sedangkan bila menarik jari telunjuk berarti berpindah ke gir tinggi. Pada shifter disisi sebelah kiri handlebar, bila mendorongkan jari jempol berarti berpindah ke chainring yang lebih besar, sedangkan bila menarik jari telunjuk berarti melakukan pemindahan ke gir yang lebih kecil. Sama seperti twist shifter, triger shifter juga menandai setiap perpindahan gir dengan bunyi klik.

Terlepas dari jenis shifter manakah yang melengkapi sepeda gunung kita, jangan sampai kita membuat kesalahan yang disebabkan kita belum terbiasa dalam melakukan pemindahan. Gunakan waktu yang ada untuk bersepeda keliling lingkungan kita untuk berlatih, berlati, dan berlatih. Karena begitu kita turun dalam lintasan yang sebenarnya, semuanya akan terjadi begitu cepat, dan kesalahan ini akan menimbulkan kekecewaan bagi anda, terutam menjelang masuk atau ditengah-tengah tanjakan.

Rakit atau Beli Jadi?

by : asbindro

Pilih rakit sepeda atau beli jadi? Ini adalah pertanyaan yang sering diajukan oleh para pemula, seperti saya dulu, kepada senior per-mtb-an. Untuk menjawabnya memang tidak semudah dan sesingkat pertanyaannya. Tulisan ini semoga dapat memberikan secuil informasi tambahan kepada para penikmat baru sepeda mtb.

Yang pertama, tanyakan pada diri anda sendiri, sungguhkan anda ingin memiliki sepeda mtb? Seberapa tinggi kadar “keracunan” mtb di dalam diri anda? Apakah anda hanya ingin mengikuti life style saat ini? Ataukah anda secara sadar ingin bersepeda?

Pengenalan motivasi seperti terwujud di dalam pertanyaan - pertanyaan di atas layak ditanyakan agar anda siap secara mental dan spiritual, sadar bahwa memulai hobi bersepeda itu bisa menewaskan kantong anda. Dan tahu bagaimana cara mengatasi kecanduan akan mainan baru ini. Terlihat bahwa ini mengada - ada. Namun aku rasa hampir semua penggila sepeda, bagi yang telah menikah, akan mengalami gesekan dengan menteri keuangan keluarga. Percayalah!

Bagi yang ingin bersepeda untuk sekedar mengikuti trend, tidak mau ribet berurusan dengan segala hal yang berkaitan dengan parts sepeda, segeralah meluncur toko sepeda, dan belilah satu sepeda yang cocok dengan selera serta kantong anda. Segera setelah itu cobalah untuk genjot aka goes keliling komplek perumahan anda setiap ada kesempatan. Rasakan setiap kayuhan anda. Seminggu dua minggu, sebulan dua bulan. Kalau terasa semakin nikmat, bersiaplah merogoh kantong untuk melakukan upgrade sepeda! dijamin.

Sebelum memutuskan merakit sepeda, siapapun dan apapun latar belakang pendidikan serta pekerjaan anda, sangat aku rekomendasikan untuk berburu informasi terlebih dahulu tentang sepeda mtb. Banyak situs web dalam dan luar negeri yang menyediakan informasi mtb secara gratis. Gunakan search engine favorit anda. Semakin banyak informasi yang bisa anda dapatkan semakin baik. Namun jangan sungkan pula untuk melakukan cross check dengan komunitas mtb yang anda kenal.

Kombinasikan informasi yang telah anda kantongi dengan praktik di lapangan. Banyak para senior mtb yang dengan senang hati akan meracuni menularkan informasi serta pengalaman mereka dengan memberikan bimbingan langsung di lapangan. Banyak di antara mereka bersedia meminjamkan sepeda milik sendiri untuk sekedar melakukan test drive. Ini penting agar anda dapat merasakan bagaimana bedanya sepeda dengan komponen high-medium-low budget. Para punggawa mtb ini bisa anda jumpai di trek-trek legendaris di kota anda. Ambil contoh di seputar jakarta ini : jalur pipa gas, cihuni, jatiasih, hutan ui, dan puncak.

Dengan bekal informasi serta praktik anda akan dapat menjawab pertanyaan selanjutnya. Style apa yang anda minati? Freestyle, cross country, down hill, atau dirtjump? Setiap style diwakili oleh geometri (bentuk) sepeda yang berbeda. Pemakaian komponen yang terpasang di tiap jenis sepeda juga tidak boleh sembarangan.

Ambil contoh, sepeda cross country (xc) memiliki bentuk frame yang sangat berbeda dengan down hill (dh). Pada umumnya sepeda dh memiliki suspensi belakang. Bobot frame dh lebih berat dibanding xc. Fork sepeda dh rata - rata memiliki travel di atas 160mm dan berjenis double crown. Sedangkan sepeda xc umumnya menggunakan fork bertravel 80 - 130 mm single crown. Sepeda xc sangat mementingkan total berat yang lebih ringan dibanding dh. Begitu pula dengan komponen lain seperti crankset. Sepeda dh menggunakan single gear atau paling banyak double gear, sedangkan sepeda xc umumnya triple gear.

Namun tidak menutup kemungkinan adanya kombinasi frame serta komponen yang terpasang. Sebagai contoh sepeda mtb type all mountain (am). Sepeda am memiliki karakteristik gabungan antara xc dan dh. Kehadiran komponen dh diwakili oleh adanya rear shock dan fork bertravel 110 - 160mm. Syarat sepeda xc yang ringan rata - rata diakomodir oleh sepeda am.

Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa dalam anda akan merogoh kantong anda? Ingatlah bahwa semakin mahal komponen berbanding lurus dengan tingkat kenyamanan. Harga komponen mahal karena produsen mengeluarkan ongkos tidak sedikit untuk mendanai riset. Penggunaan material yang kuat namun ringan menjadi alasan lain mengapa sebuah komponen sepeda mtb bisa mencapai harga jutaan rupiah. Namun demikian, untuk pemula bisa memulai dengan menggunakan komponen middle atau bahkan low-budget terlebih dahulu.

Untuk masalah dana, sekali lagi, mulailah dengan apa yang anda punya. aApabila kemudian hari anda sudah bisa menikmati apa yang anda lakukan, silakan upgrade ke spesifikasi yang lebih tinggi. Atau apabila spek sepeda telah di tangan, belanja komponen dengan cara menyicil per komponen juga merupakan alternatif lain.

tips dari senior :

pada dasarnya merakit sepeda akan lebih mahal dibanding dengan beli fullbike, apabila dibandingkan secara apple to apple. pabrikan jelas bisa mendapatkan harga lebih murah untuk parts sepeda. namun karena adanya strategi costing and pricing pabrik harus bisa membuat sepeda yang berkualitas/perform sekaligus bisa untung, maka cara yang ditempuh adalah dengan menggunakan parts mix groupset. jarang sekali kita jumpai sepeda fullbike di toko yang menggunakan full groupset. (bambang yulianto).

Tips membeli sepeda untuk pemula

Untuk level pemula ada beragam sepeda. Harganya pun bervariasi sekitar Rp1.000.000 - Rp3.000.000. Tentu saja anda dapat menemukan sepeda yg lebih murah akan tetapi kata "lebih murah" ini anda harus perhatikan, apakah berkualitas rendah? Ada ratusan sepeda gunung dgn harga yang lebih dari Rp 3.000.000, sepeda-sepeda gunung ini mungkin akan melebihi apa yang anda butuhkan kecuali bila anda benar2 menyukai olah raga ini.

Tentukan Apa Yang Anda Butuhkan
Hal pertama yang harus anda perhatikan sebelum berbelanja adalah sepeda gunung apa yang anda butuhkan. Apakah anda berencana untuk bersepeda untuk medan offroad secara eksklusif? Apakah untuk berkomunitas ke kantor atau ke sekolah? Atau campuran untuk kedua-duanya? Dan hal penting juga, seberapa sering anda akan mengendarainya. Kalau anda mencari sepeda gunung untuk pemakaian offroad, tetapi belum pernah mengendarainya di offroad, cobalah meminjam dahulu sepeda teman anda dan menanyakan medan offroad mana yang sesuai dengan pemula seperti anda. Bersepeda di medan offroad sangat berbeda dgn bersepeda di jalan. Selanjutnya, perbanyak baca majalah sepeda gunung, browsing di internet atau bergabung dgn forum komunitas sepeda. Membaca adalah awal yang sangat baik.

Seberapa Besar Uang Yang Anda Ingin Belanjakan
Memutuskan seberapa besar uang yang anda ingin keluarkan adalah keputusan yang sulit. Sebagai peraturan umum, semakin besar uang yang anda ingin belanjakan maka semakin baik sepeda yang anda akan dapatkan. Perbedaan yang menyolok antara sepeda gunung seharga Rp.1000.000 dengan yang Rp.3000.000 adalah komponen-komponennya (misalnya shifter, derailleur, rem). Semakin mahal semakin bagus daya tahannya (kecuali bila anda memulai membeli komponen high end yang biasanya sangat ringan sehingga akan mengurangi daya tahannya). Kebanyakan pemula membeli sepeda dari yang low end dahulu, nantinya akan meng-upgrade komponen-komponen yang diperlukan. Ada juga pemikiran yang lain yaitu membeli sepeda dengan komponen yang terbaik yang anda mampu, dengan alasan akan lebih hemat daripada meng-upgrade-nya kemudian hari.

Dealer Yang Baik Mencerminkan Sepeda Yang Bagus
Ketika anda mengunjungi toko, hal yang penting adalah mencari yang penjualnya mengerti tentang sepeda dan Anda berasa nyaman ketika berbicara dengannya. Tanyakan kepadanya kalau ada kata-kata yang kurang mengerti. Coba kasih pertanyaan ke mereka yang anda sudah ketahui jawabannya dan tunggu jawabannya. Jika jawabannya tidak memuaskan, coba cari orang lain untuk membantu anda. Tanyakan juga sepeda apa yang dia pakai. Jika orang yang ditanya tidak memakai sepeda gunung, anda sebaiknya mencari yang lain. Penjual yang baik akan mendengarkan apa saja yang anda butuhkan dan membantu mencarikan sepeda yang cocok untuk anda. Kunjungi ke beberapa toko sepeda. Tiap toko memiliki pilihan yang berbeda dan model sepeda-sepedanya. Kualitas toko juga merupakan hal penting. Di toko anda membeli harus bertanggung jawab atas segala rakitannya. Rakitan yang buruk akan membuat tidak nyaman di saat mengendarainya. Pastikan anda berasa nyaman dengan kecakapan dari para staff nya. Anda menginginkan toko yang nyaman untuk membawa sepeda anda untuk di service di kemudian hari.

Sepeda Yang Tepat
Cobalah kendarai beberapa macam sepeda dari yang low end dari budget anda dan yang high end. Rasakan perbedaannya. Coba juga dengan perbedaan komponen-komponennya untuk mencari yang terbaik yang anda rasakan. Toko yang besar memiliki beberapa pilihan dan memiliki ukuran yang cocok untuk di coba. Ketika anda mencobanya di tanah cukup lapang, cobalah juga di rumput, aspal dan tanah. Rasakan perasaan yang nyaman ketika mencobanya. Biasanya dealer sepeda mengijinkan anda mencoba sepedanya sekitar 5-10 menit.Hal yang penting ketika anda mencoba dan membeli sepeda adalah ukuran yang tepat untuk anda. Untuk sepeda gunung, sekurang-kurangnnya 2 inchi dari top tube ketika anda berdiri ditengah-tengahnya. Anda pastikan juga jarak ketinggian tempat duduknya. Kaki anda harus hampir lurus ketika duduk dan kaki anda di pedal pada titik yang paling rendah. Ada dua cara untuk mengukur ukuran batangan sepeda. Satu, dari tengah bottom bracket ke tengah seat tube. Dua, dari tengah-tengah bottom bracket ke tengah top tube. Patokan size sepeda sangat bermacam-macam dari pabriknya. Jadi cobalah dahulu dan cari yang mana yang tepat dengan ukuran anda.Cobalah kendarai di tanah lapang yang memiliki aspal, rumput, tanah dll. Kalau anda pikir sudah menemukan sepeda yang cocok dengan anda, cobalah beberapa kali lagi. Pastikan kendarai dengan rasa nyaman, pengoperan gigi-giginya yang sudah tepat dan rem yang pakem.

Hussar Anda Asli atau Generik ?

by : asbindro

Kali ini aku ingin berbagi pengalaman mengenai frameset besutan amoeba, pabrikan dari Taiwan, yaitu hussar. Amoeba mengeluarkan dua tipe hussar, yakni for xc dan for dirtjump. Kedua type hussar ini sempat menarik perhatian para pecinta mtb kurang lebih akhir tahun 2005. Konon penjualan frame hussar mencapai titik puncak di pertengahan tahun 2006. Kini kondisinya telah menurun seiring dengan munculnya hussar generik alias palsu.

Hussar menurut hematku cukup fenomental, mengingat kenyataan yang terjadi bahwa hussar telah dipalsukan. Menurut pengamatanku hussarlah satu - satunya frame buatan Taiwan yang dipalsukan, setidaknya sampai aku tulis artikel ini. Barangkali salah satu sebabnya adalah tingkat penjualan hussar yang cukup bagus.

Bagaimana membedakan frame amoeba hussar asli dengan generik? Cukup mudah. Amoeba hussar asli selalu mencantumkan ukuran frame di bagian seatstay (seat tube) alias bagian frame yang tegak lurus dari bottom bracket ke tempat sadle. Ukuran dicantumkan dengan ukuran huruf cukup besar satuan inchi. Hussar asli selalu berwarna abu - abu gelap doff dengan corak putih, coklat, kuning, dan orange. Pada bagian bawah bottom bracket tercetak nomor frame alias produk number.

Dari pabrikan, hussar dijual dengan sistem set, frameset. jadi ada frame, seat post, sadle, handlebar, stem, dan handgrip. Namun seperti biasa, ada saja akal para penjual yang lantas menjual secara terpisah karena lebih menjanjikan. Ini sudah sangat khas negeri ini. Dan tidak sepenuhnya salah penjual. Tapi berpotensi membingungkan calon konsumen dalam membedakan frame asli atau generik.

Frameset hussar xc tahun 2006 dijual rp 1.6juta-an. Sedangkan frameset hussar jump dilepas dengan harga rp 2.6juta-an. Ini harga dari salah satu retail sepeda cukup terkenal di negeri ini.

Lantas apa beda hussar xc dengan hussar jump? Menurut amoeba, hussar xc diperuntukkan untuk sepeda cross country sehingga desain frame dibuat tidak terlalu slope dan ringan. Sedangkan hussar jump sesuai namanya diperuntukkan untuk dirtjump. Sedikit lebih slope, rigid, dan lebih berat beberapa gram dari versi xc. Akan tetapi ketika aku bandingkan keduanya dengan tabel geometri frame keluaran majalah cycling, kedua frame masih dapat digolongkan ke dalam genre xc. Jadi kesimpulanku beda paling signifikan antara dua frame ini adalah pada teknik pembuatan.

Meskipun menggunakan material aluminium yang sama (t6061 t6), namun di beberapa bagian hussar jump menggunakan ukuran tube yang lebih besar, pada chainstay menggunakan aluminium berpenampang persegi panjang. Ini untuk tujuan memperkuat frame. Beberapa penebalan frame membuat bobot total frame hussar jump 2150 gram, lebih berat dari hussar xc (1920 g) untuk ukuran frame 16″

Saat ini di situs resmi amoeba, mereka menggolongkan produk mereka menjadi 3 yakni mtb (xc), downhill, dan racing. Hussar jump mereka golongkan ke downhill. Entah maksud mereka apa, namun rasanya aku tidak sepakat. Melihat geometri hussar jump, aku masih berpendapat hussar jump lebih cocok untuk dirtjump atau cross country.

Selama hampir dua tahun menggunakan frameset hussar jump, ok banget dipakai untuk cross country, dari light ke extreem. Cuma nyali masih belum dapet untuk maen dirtjump atopun freestyle apalagi downhill.

Frame ini cocok bagi pemula yang sudah jatuh cinta dengan si kereta angin. Daripada membeli frame generik yang kurang bisa dipertanggungjawabkan kualitasnya lebih baik beli frame asli dengan harga relatif murah.

Frame

by : asbindro

Sebelum mengenal frame sepeda, ada baiknya kusajikan terlebih dahulu anatomi sepeda mtb, atau yang dikenal dengan bike anatomy. Gambar di bawah ini diambil dari trek.

mtb_anatomy

1. top tube, 2. sadle, 3. seatpost, 4. seatstay, 5. seatclam, 6. seattube, 7. cassete, 8. rear derailleur (rd), 9. chainstay, 10. chainring/crankset, 11. pedals, 12. downtube, 13. spoke, 14. rim, 15. hub, 16. front diskbrake, 17. tire, 18. fork, 19. headtube, 20. brake lever, 21. shifter, 22. handlebars & stem

Sepeda mtb digolongkan menjadi 2 type, yakni hard tail (ht) dan full suspension (fs). Disebut hard tail karena memang “ekornya” keras tanpa adanya shock. Beda dengan sepeda full suspension yang memiliki rear shock sehingga bisa terasa lembut.

Pada umumnya hard tail dipergunakan untuk trek xc, dirtjump, dan free ride. Sedangkan fulsus dipergunakan di trek all mountain dan downhill. Meskipun demikian, penggunaan hard tail untuk trek downhill meski tidak lazim kerap dijumpai pada beberapa kejuaraan mtb. Bisa jadi ini dimaksudkan untuk menaikan tingkat kesulitan karena penggunaan hard tail pada trek downhill sangat membutuhkan skill tinggi dari ridernya. Menggunakan sepeda fulsus untuk melibas trek light xc akan terasa lebih berat dan melelahkan. Pengecualian ada pada beberapa produsen sepeda fulsus yang telah berhasil menciptakan sepeda fulsus seringan dan senyaman hardtail, sehingga efek bobbing yang biasa dijumpai pada sepeda fulsus dapat diminimalisir. Sebut saja satu giant anthem.

Setiap frame baik ht maupun fs memiliki ukuran tertentu dengan satuan inchi. Biasanya yang menjadi patokan ukuran adalah panjang seattube dan/atau toptube. Namun ada pula produsen sepeda yang telah menggolongkan frame mereka ke ukuran s, m, dan l. masing - masing ukuran tersebut memiliki tabel geometri tertentu dan biasanya bisa dilihat pada website mereka.

Panduan memilih ukuran frame secara gampang adalah orang dengan tinggi maks 165cm wajib menggunakan frame s, 165 - 175cm frame m, dan >175cm frame l. Meskipun demikian ada beberapa pengecualian karena setiap orang memiliki panjang tangan, panjang kaki, dan panjang tubuh yang berbeda meskipun total tinggi sama. Dengan demikian meskipun telah memilih frame dengan patokan seperti di atas, biasanya kita harus tetap melakukan koreksi dengan memilih ukuran komponen lain, misalnya handlebars, seatpost, stem, dan crank.

Untuk mengetahui apakah mtb anda sudah tepat ukuran, cobalah berdiri mengangkangi frame yang telah dalam kondisi dirakit, tangan memegang handlebars. Apabila anda dapat berdiri leluasa dengan masih menyisakan jarak setidaknya 5cm antara tob tube dengan daerah alat vital anda, itu pertanda bagus. Namun kalau mentok atau bahkan jarak terlalu lebar, itu artinya ukuran sepeda anda tidak tepat. Bagi pengguna fork dengan travel adjustment, kekurangan atau kelebihan jarak ini masih mungkin untuk dikoreksi dengan menambah atau mengurangi panjang travel.

Bagi peminat frame fs, selain ukuran frame, masih terdapat variabel lain yaitu jenis rear shock, panjang travel, dan teknologi link. Ketiga variabel ini patut dipertimbangkan khususnya bagi yang telah bisa merasakan enaknya menunggang sepeda fulsus. Tapi bagi pemula, rasanya tidak bakalan bisa membedakan ketiga faktor tersebut.

Groupset

by : asbindro


Groupset adalah seluruh komponen mekanik untuk membangun sebuah sepeda. Groupset adalah bagian sepeda yang melekat bersama dengan frame, fork, stem, wheels, tires, sadle, dan handlebars sehingga membentuk sepeda yang utuh.

Groupset terdiri dari :

  • shifter (tuas pemindah gigi) , kiri (depan) dan kanan (belakang)
  • brake lever (tuas rem), kiri (depan) dan kanan (belakang)
  • brake caliper (rem) bisa berupa v-break atau diskbrake : front and rear
  • derailleurs (pemindah gigi) : front and rear
  • headset (pengikat steering tube fork dengan stem)
  • bottom bracket (as tengah)
  • crankset (gear depan lengkap dengan lengan kayuh kiri kanan)
  • chain (rantai)
  • cassette (gear belakang yang terdiri dari 7 - 10 gear)
  • hub and free hub (as roda depan dan belakang)
  • perkabelan dan rumah kabel

Sejauh pengetahuanku, saat ini ada 3 produsen besar groupset yakni shimano, sram, dan campagnolo. Shimano dan sram mengeluarkan groupset untuk sepeda road dan mtb, sedangkan campagnolo hanya mengeluarkan groupset untuk road bike.

Groupset terbagi atas berbagai kelas. Kelas high-end yang pada umumnya menggunakan komponen dengan teknologi maju sehingga menghasilkan komponen yang kuat namun sangat ringan dan nyaman dan kelas low-end yang diperuntukkan untuk para hobies dan komuter.

Shimano mengenalkan hirarki groupset untuk sepeda mtb sebagai berikut, urut dari tertinggi dan mahal sampai dengan terendah dan murah :

  • xtr : 9 speed. pada umumnya diperuntukkan untuk para atlet profesional yang mengutamakan komponen yang ringan, kuat, dan nyaman. mengaplikasikan teknologi canggih di dalam desain dan pembuatannya, termasuk penggunaan crankset hollowtech II dan rapid shift levers.
  • deore xt : 9 speed. kuat, ringan, dan tahan lama. biasa untuk mtb race. dilengkapi dengan teknologi rapid shift levers, crankset hollowtech II, dan shadow.
  • deore lx : 9 speed. kuat namun dengan berat yang cukup masuk akal. diperuntukkan untuk para hobies yang serius melakukan explorasi trek off road, dari cross country sampai dengan all mountain. meski begitu penggunaan untuk mtb race masih cukup nyaman.
  • deore : 9 speed. cukup nyaman dipergunakan bagi pemula yang telah bisa menikmati trek off road yang memerlukan komponen kuat dan stabil.
  • alivio : 8 atau 7 speed. diperuntukan bagi pemula mtb light cross country atau untuk sepeda mtb komuter alias b2w.
  • acera : 8 atau 7 speed.
  • altus : 8 atau 7 speed.
  • tourney : 7 speed.

Acera, altus, dan tourney ketiganya diperuntukkan untuk sepeda mtb yang hanya untuk rekreasi. Meskipun begitu kadang cukup layak untuk dipasang pada mtb b2w tergantung kepada komponen lain yang menyertainya.

Selain yang tersebut di atas, shimano mengeluarkan juga hone (9 speed) khusus untuk para pemain freestyle, dirtjump dan enduro. Sedangkan pemain downhill telah dimanjakan oleh shimano saint (9 speed).

Groupset besutan sram sedikit lain karena pada dasarnya sram hanya memproduksi shifter, sedangkan brakepad bermerk avid, dan crankset truvatif. Teknologi shifter sram mengenal hirarki sebagai berikut, urut dari tertinggi ke terendah :

  • x-0
  • x-9
  • x-7
  • sx 5
  • sx 4
  • 3.0

Aturan main di dalam pengaturan hirarki tersebut adalah sama dengan yang terjadi di shimano. Aturannya mengacu kepada teknologi yang diaplikasikan yang berdampak kepada kekuatan, keamanan, kenyamanan, dan tentu saja harga jual.

Meskipun produsen telah mengklasifikasikan groupset sesuai peringkat masing - masing, namun tidak jarang perakit sepeda mencampur beberapa komponen dari berbagai tingkat ke dalam sebuah sepeda. Perakit sepeda ini tidak saja perorangan namun juga produsen sepeda. Hal ini dikenal sebagai mix groupset. Salah satu tujuannya adalah untuk tetap mempertahankan harga rendah tanpa mengorbankan kenyamanan dan keamanan.

Seperti pada umumnya komponen pabrikan, setiap jenis komponen diwakili oleh nomor produk. Dengan kode alfanumerik ini kita bisa tahu bahwa suatu komponen masuk dalam hirarki mana. Silakan explore masing - masing website pabrikan di atas untuk mengetahui lebih jauh tentang hal ini.

Satu tips dariku, bila kamu berniat rakit sepeda untuk tujuan b2w sekaligus bisa dipergunakan masuk trek offroad di akhir minggu, mulailah dengan groupset alivio atau deore, mana yang lebih masuk budget kamu.

review : Giant XtC Team

by : asbindro


Kali ini aku coba memberikan sedikit cerita pengalaman menggunakan giant xtc team untuk melibas trek off road seputar Tigaraksa, Tangerang.

Spesifikasi sepeda ada di sini. Berat full bike 12.8kg.

Trek bervariasi, ada tanah kering, makadam, dan aspal alias on road. Kontur trek full variasi ada turunan maut, tanjakan pingsan, dan aspal datar. Total jarak tempuh 27km.

Penggunaan ban maxxis cross mark rasanya masih terlalu berat untuk trek aspal. Masih lebih nyaman menggunakan schwalbe racing ralph. Keduanya sama - sama didesain untuk trek cross country. Mungkin saja masalah penampang fisik yang menyebabkan maxxis terasa lebih berat. Baik cross mark ataupun racing ralph sama - sama memiliki ukuran 2.1 tapi maxxis terlihat lebih gendut.

Fork rockshox tora 289 rupanya mampu bekerja dengan baik meredam kontur tanah yang tidak rata. Pada saat melibas turunan maut yang berupa tangga dari tanah yang dikeraskan, terbukti fork tidak liar bergerak. Alhasil sukses tanpa harus ttb. Demikian juga pada permukaan aspal, setting rebound cukup memberikan hasilnya. Memang rada sedikit repot kalau harus turun untuk rubah travel dan set rebound sebelum pindah trek. Namun sedikit kerepotan ini memang dibalas dengan kenyamanan. Sempet terpikir, kalau tora saja bisa senyaman ini apa jadinya dengan reba/sid/recon? Wuih pasti top markotobs.

Berat full bike giant yang tidak lebih dari 13kg cukup menolong manakala melewati beberapa tanjakan. Dengan dengkul yang sama, terbukti bisa lolos tanpa harus ttb. Meskipun sempat hampir terbalik gara - gara genjot berlebihan yang mengakibatkan ban depan terangkat. Dengan penggunaan kombinasi gear yang tepat serta dibarengi dengan power genjotan yang tepat, lolos melewati tanjakan pingsan. Lain waktu mungkin patut dicoba di ngehe 1 dan 2, puncak.

Pada saat melewati turunan tajam berundak, rasanya seperti terbang meskipun masih bisa dikontrol. Sangat beda dengan menggunakan hussar jump. Hussar terasa bergerak liar ke sana kemari sehingga handlebars tidak boleh lepas sedetikpun. Memang benar bahwa bahan aluxx superlight dari xtc ini tob abis. Ringan dan kuat tapi terasa sedikit lentur. Beda dengan hussar yang memang kuat namun terasa kaku. Mungkin bila hussar dikombinasi dengan fork sid/recon/reba masih tertolong.

Tantangan trek yang bervariasi dengan pergantian kontur yang sangat mendadak semacam roll coaster dapat dijawab dengan baik oleh rd xt shadow. Pergerakan gear yang cepat dan tepat serta kemampuan untuk naik 3 gear sekaligus sekali shift amat menolong. Telat dalam memindah gigi mengakibatkan ttb atau bahkan rantai putus karena terlalu dipaksakan.

Kesimpulannya, tidaklah salah memilih giant xtc team sebagai hardtail impian. Perbandingan antara harga dan kenyamanan sangat fair, atau bahasa jawanya : value of money sangat pas. Jika ada di antara pembaca yang ingin melakukan upgrade mtb, silakan dicoba betapa mengasyikkan bermesraan dengan si giant xtc ini.

note: giant xtc juga mengeluarkan seri composite, lebih ringan dan mahal dibanding dengan aluxx-sl.

Nine Types of Mountain Biking

by : Alastair Hamilton

Did you know that there are nine categories that mountain biking can be split into? Each category offers the rider a different experience either as a hobby or as a sport. The different mountain bike reviews are broken down into these categories:

1. Dirt Jumping

This style of mountain biking is known for the high jumps over manmade dirt hills. While in the air, tricks are done on the bike. Six or more jumps are usually done in one run and the jumps are close together so that the biker can get a flow going with their trick riding.

2. Cross country

In this style of mountain biking, you ride your bike up and down hills. It is not the most extreme form in the mountain biking world, but most of this type of ride is in great shape due to the long rides.

3. Cyclo cross

This biking category is a cross between mountain and road biking. The riders learn how to race on and off the course, ride obstacles, and go through rivers.

4. Downhill Biking

Racing downhill the fastest is the goal of downhill mountain bikers. The name of the game is extreme and intense riding, to help give the riders maximum excitement and thrills.

5. BMX

This style of mountain biking uses 20-inch wheels. You can very commonly see this kind of bikes at skate parks or areas with dirt jumps. These BMX bikes are made for performing tricks and doing stunts because they have a shorter wheel base and smaller wheels.

6. Trials

The bicycles used in trials do not look anything like mountain bikes. They have 20 or 26-inch wheels and they have smaller, lower frames than mountain bikes. In trials, riders jump their bikes over different obstacles. This kind of biking takes a great deal of practice, focus, and balance.

7. Freeride Biking

This type of mountain biking involves finding a path down the side of the mountain where you can use all of the terrain to do tricks, stunts, etc. This is a very popular competition, because the riders can express themselves.

8. Street and Urban Biking

Manmade obstacles, ledges, and other urban areas are what this type of biking revolves around. They will do great stunts and tricks on these manmade items, too, including grinds and stalls.

9. Single Speed

This kind of biking is done on a bicycle with only one gear and few other components. This is not to be confused with a fixed gear bicycle. The basis behind this kind of biking is simplicity. This helps the pedaling to be more efficient and the bicycle is lighter and has fewer problems mechanically.

Article Source

Bicycling for Fun and Fitness

by : Steve Hudson

More and more people are still jumping on the bandwagon of going "biking" for different reasons.

Bicycles are technically defined as a vehicle. It has two wheels, a frame, saddle, pedals and is human-powered. The "bike" as we all call it today, has been integral in the modern history of many cultures all over the world. It is also a symbol of fun, fitness and environment-consciousness today.

There are different types of bicycles that are available out there in the markets today to cater to different people who are engaged in different biking activities. Discussed below are the different kinds of bikes and what they are used for:

- Mountain Bikes

Mountain bikes are primarily designed for the outdoors. There are a number of different sub-types of mountain bikes such as cross country bikes, downhill bikes and free-ride bikes. They are designed to be sturdy. These bikes have very durable frames, handlebars that are designed to counter the sudden jolts while riding and they usually have more than 20 gears. The most noticeable aspect of a mountain bike is its suspension system. Mountain bikes should make the off-road trip as comfortable as possible; therefore, they use high-quality suspension systems, which uses gas shock, air and spring.

- Utility Bikes

Utility bikes are perhaps the most common type of bike out there today. They are usually plain and simple, but they are very important in function. They are used primarily for running errands, shopping or commuting. More and more people are using them to go about their daily routine because they are fairly convenient to use and requires very minimal maintenance. Utility bikes are made with sturdy, heavy frames and upright handlebars. They usually employ internal hub gearing. These bikes usually have some other accessories that would help the owner do his errands such as a basket in front of the handlebars; however, utility bikes are not meant to be used in more specialized biking activities such as touring and mountain biking.

- Tour Bikes

These bikes, like the mountain bikes, are made to be sturdy. They are used as a main transportation vehicle to tour long distances. Tour bikes should have the capability of holding extra weight for baggage and should have good gearing systems so as to efficiently transfer the energy of the driver for very long trips.

- Racing Bikes

Whats a good thing to do with a bike if you're not into using it in everyday life? Race with it! For those people who would want to experience the sheer sound of the wind rushing against the bareness of their faces, they should try getting a race bike. Of course, race bikes are not for everyone, but what the heck? They are still things of beauty.

Racing bikes are primarily made for speed. Race bikes, unlike the other bikes are made with ultra lightweight frames and are primarily stripped off every accessory to maximize speed. They are usually equipped with a medium range gearing system, which can range from 18 to 30 gears. There are different sub-types of racing bikes such as time trial bikes and track bikes. All race bikes are equipped with a frame that maximizes the aerodynamic capabilities of the machine, therefore maximizing speed as well. Racing bikes are primarily used for racing and nothing more. Most of these bikes don't even have brake systems in them.

Article Source