Welcome!

This blog is dedicated for our cycling community and mtb lovers where ever you are. Rembrandt is a small piece of Citra Raya residence, about 40km far from Jakarta. Locate in Tangerang, Banten province.

Friday, January 18, 2008

Apa dan bagaimana kerja Shifter

by : dendhi

Menggunakan transmisi pada sepeda gunung adalah pekerjaan ribet (reseh) bagi para pemula. Tapi kadang-kadang para pembalap pro pun masih mengalami atau merasakan hal ini ketika mereka sedang beraksi diarena balap, mereka kadang-kadang juga melakukan kesalahan yang tak disengaja dengan tuas pemindahnya (shifter levers).

Pada saat ini didapati 24 atau 27 kecepatan yang terpasang pada setiap sepeda gunung. Bagi pemula ini pastinya sangat membingungkan dengan kombinasi kecepatan sebanyak itu, dan akan timbul pertanyaan untuk apa dan bagaimana saya harus menggunakannya? Alasannya adalah, otot besar (pada kaki) kita akan dapat berkerja dengan efisien bila kita gunakan pada ritme kira-kira satu putaran perdetik. Ritme ini adalah waktu yang cukup untuk digunakan oleh sel-sel otot kita dalam bereaksi (meregang mengeluarkan tenaga) dan akan disegarkan kembali oleh carbohydrate, oxigen dan mineral didalam tubuh kita untuk digunakan pada putaran berikutnya. Jadi dengan menggenjot sekitar 1 sampai 1,5 putaran perdetik, kita akan mempunya tenaga yang cukup untuk waktu yang lama.

Apa bila dalam bersepeda kita menggunakan kombinasi gir yang menuntut kita harus bernafas lebih kuat dari keadaan normal, tetapi dilakukan dengan “ritme-ampuh” tersebut (1~1,5 putaran per detik), berarti kita akan mampu bersepeda gunung sejauh-jauhnya selama cadangan energi dalam tubuh kita masih ada. Jadi rahasianya terletak pada pemilihan kombinasi gir yang tepat, tetapi pertama-tama pelajari dulu tentang derailleur (bahasa indonnya belum nemu).

DERAILLEUR
Ada tiga gir (sprocket) melekat pada gagang pedal (crank) yang kita genjot. Yang ukurannya paling kecil terletak disebelah dalam, yang ukurannya sedang ditengah-tengah sedang yang paling besar disebelah luar, dan dikenal dengan sebutan “chainrings”. Pilihlah salah satu dari ketiga chainrings tersebut untuk dapat mengantisipasi keadaan lintasan yang kita hadapi. Sebagai contoh: apabila menghadapi bukit atau tanjakan yang cukup tinggi, pilih gir terkecil dari ketiga gir tersebut untuk mendapatkan genjotan yang ringan, dan sebaliknya apabila lintasannya datar atau turunan pilih gir yang terbesar dari ketiga gir itu untuk meng antisipasi agar genjotan kita tidak terlalu rigan atau cepat.

Pengaturan chainrings ini dikendalikan oleh shifter yang berada disebelah kiri stang sepeda kita. Perlu diingat pengunaan chainrings hanya digunakan untuk pilihan pada kecepatan atau lintasan dengan tingkat kesulitan yang berbeda, sedang untuk mengatur ritme kecepatan dan untuk menambah kecepatan pada sepeda dilakukan oleh gir yang melekat pada roda belakang sepeda kita.

Dapat diambil sebagai rumus dasar penggunaan chainring ialah: gunakan chainring yang ditengah untuk melaju dilintasan tanah berbatuan (offroad), chairing yang terbesar digunakan untuk melaju dijalan raya atau turunan (onroad or downhill), sedang chainring yang kecil digunakan untuk melaju ditanjakan (uphill) panjang atau bisa juga apabila kita ingin genjot dengan ritme orang jogging untuk waktu yang lama.

Terdapat delapan atau sembilan sprocket ukuran kecil pada hub roda belakang sepeda kita dengan sebutan “cogs”. Bila kita menggunakan cog yang terbesar kita mendapatkan putaran yang sedikit (perlahan) dan genjotan akan terasa ringan, begitu pula berlaku sebaliknya.Gir rendah (nilai pebandingan gir depan dan gir belakang) adalah cog terbesar sedang gir tinggi adalah cog terkecil. Perbandingan ukuran masing-masing cog tidak telalu besar, jadi perubahan beban genjotan tidak terlalu terasa, gunakan shifter yang berada di sebelah kanan stang sepeda untuk menjaga atau mendapatkan kecepatan dalam “ritme-ampuh”.

Apabila lintasan yang sedang kita lalui membuat genjotan kita agak berat ubahlah ke gir rendah (keukuran yang besaran disebelahnya). Apbila lintasan yang sedang kita lalui berubah kembali dan genjotanya terasa entengan ubahlah ke gir tinggi (keukuran yang kecilan disebelahnya) ini untuk menjaga kesetabilan kecepatan sepeda kita. Makin mahir kita mengendalikan kecepatan genjotan dengan menggunakan kombinasi gir yang tepat, kita pasti akan lebih mudah melakukan genjotan disegala macam lintasan, terutama pada tanjakan.

Jadi apa yang telah kita pelajari? Gunakan shifter yang disebelah kiri untuk memilih atau mendapatkan chainring yang tepat pada lintasan-lintasan yang sangat sepesifik (uphil, offroad, onroad) dan gunakan shifter yang berada disebelah kanan (rear cog atau gir belakang) untuk menambah kecepatan dan mengatur rpm tetap konstan pada lintasan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Kapan kita harus pindah ke chairing berikutnya? Apabila kita telah mencapai rear cog terakir (rendah atau tinggi) maka kita harus memilih chainring yang tepat untuk menambah atau mengurangi kemampuan gir kita, setelah itu sesuaikan lagi kemampuan genjotkita pada rear cog.

PELAJARI SEBELUM TERSESAT
Ada dua jenis sistem shifter dipasaran: twist shifter (pemindah puntir) dan trigger shifter (pemindah tarik/tekan) kedua jenis shifter tersebut sama-sama mengeluarkan bunyi klik setiap kali melakukan pemindahan gir.Tetapi pemindahan yang sebenarnya adalah dilakukan oleh sebuah peralatan mekanik yang disebut derailleur yang cara berkerjanya memindahkan rantai sepeda dari sprocket satu ke sprocket disebelahnya. Sangat tidak mungkin melakukan pemindahan apabila rantai dalam keadaan diam (pedal tidak berputar), dan sangat membantu sekali apa bila anda mau melakukan sedikit putaran pada pedal dalam melakukan pemindahan rantai pada gir tujuan.

Twist shifter saat ini banyak dijumpai dipasaran dengan harga berfariasi dari yang untuk dipakai bagi pemula sampai untuk yang digunakan oleh para pmbalap pro. Dengan memutar shifter yang berada disebelah kanan stang sepeda kebelakang, berarti anda memilih cog rendah (ke ukuran gir yang lebih besar disebelahnya). Dengan memutar shifter yang berada disebelah sebelah kiri kebelakang, berarti anda memilih chainring tinngi (ke ukuran gir yang lebih besar disebelahnya).

Trigger shifter (tarik / tekan) lebih umum dan banyak disukai oleh kebanyakan para pembalap sepeda gunung. Dikedua sisi handle bar terdapat sepasang tuas, satu untuk jari jempol dan satulagi untuk jari telunjuk. Pada shifter di sisi kanan handlebar, apabila anda mendorong jari jempol berarti berpindah ke gir rendah, sedangkan bila menarik jari telunjuk berarti berpindah ke gir tinggi. Pada shifter disisi sebelah kiri handlebar, bila mendorongkan jari jempol berarti berpindah ke chainring yang lebih besar, sedangkan bila menarik jari telunjuk berarti melakukan pemindahan ke gir yang lebih kecil. Sama seperti twist shifter, triger shifter juga menandai setiap perpindahan gir dengan bunyi klik.

Terlepas dari jenis shifter manakah yang melengkapi sepeda gunung kita, jangan sampai kita membuat kesalahan yang disebabkan kita belum terbiasa dalam melakukan pemindahan. Gunakan waktu yang ada untuk bersepeda keliling lingkungan kita untuk berlatih, berlati, dan berlatih. Karena begitu kita turun dalam lintasan yang sebenarnya, semuanya akan terjadi begitu cepat, dan kesalahan ini akan menimbulkan kekecewaan bagi anda, terutam menjelang masuk atau ditengah-tengah tanjakan.

No comments: